Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi April 2022 1509waktu baca 3 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparanPuisi tentang Puasa Ramadhan. Foto Unsplash/Abdullah ArifPuisi tentang Puasa Ramadhan. Foto Unsplash/Muhammad AmaanPuisi tentang Puasa RamadhanBulan KerinduanOleh Imanta Alifia OctaviraDikala malam yang rindu menerka akan berkah senja menguras air suara adzan menyejukkan jiwa mengharap itu bulan kerinduan?Kaukah Ramadhan?Atas izin Allah membawa ladang harapan penuh jarak semakin pada akhirnya kepergianmu di depan keindahanmu selalu dalam dekapan?Menghiasi relung hati yang teramat do’a membasahi harapan sepertiga hembusan nafas yang mengalahkan pedihnya sang Maha Cinta yang dapat menyatukan.“Surat Untuk Adik Berhijab Merah”Oleh Juni SariDik, hari ini kau puasa?Engkau menjawabku dengan anggukan manjaTersirat seutas niatmu memohon ampunan atas dosaSembari bibirmu melantunkan doa-doaTak menelan nasi tetapi menelan nestapaEngkau tak perlu bercerita, Allah Tahu segalanyaBersabarlah atas siksa di duniaNanti kakimu berubah panjang ketika melangkahiapi nerakaWahai adik berhijab merahSuara petasan tengah meronta-rontaSemoga dukamu dapat berbuah menjadi kurmaYang bisa engkau santapketika berbuka puasaTransfigurasi AksiOleh Najwa Aulia FitriSepasang netra menganga, menilik prakata di atas mejaMenerpa gelak gelora, semangatnya kian membaraSenja menyapa surya, ayun-termayun dibuatnyaMerdeka sudah dahaga, berlepas pada KuasaTiada cela dan lengah tatkala menjumpai sunnah-NyaDigdaya katanya, meminda pahala jadi sempurnaTelatah makna tema, tersua ridha dari-NyaBerdaya guna untuk sesama manusiaAdiluhung agung, termenung nista nestapaRamadhan mendengung, paripurna ampunannyaKentara kausa menyulih suara, tanpa lengkara nyataTransfigurasi menjelma tata cara, asal mula makrifatullahPasuruan, 30 Mei 2019
Cintaadalah hakekat agama yang mempersatukan seluruh umat manusia di dalam cahaya Keilahian. Berikut Intisari 50 Puisi Rumi Tentang Cinta, Keilahian, dan Kehidupan yang dirangkum Tribun Medan dari 1. Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam.
Puisi Ramadhan dan Corona Singkat, Sedih, Menyentuh Hati Telah lama kita menunggu bulan Ramadhan. Mengenang kembali Kerinduan dan kesyahduan. Kita beribadah bersama keluarga, masyarakat, tetangga, Negara, Bahkan bersama orang-orang sedunia. Namun Ramadhan tahun ini agak berbeda. Di tengah melandanya virus Corona. Kita tidak lagi bisa bersama-sama berbuka, di masjid seperti biasanya. Akan tetapi kita beribadah di rumah masing-masing. Buka bersama keluarga, shalat tarawih di rumah saja, begitu tadarus dan kegiatan-kegiatan lainnya. Kita akan selalu mengenang Ramadhan di tahun ini. Sebab manusia yang biasanya keluar rumah berjalan jalan, kini mereka harus tinggal di rumah masing-masing. Puisi Ramadhan Yang Kurindu Lama sudah aku menunggu Suasana Ramadhan yang begitu syahdu Mendekatkan diri kepada rabbul Izzati Sepanjang siang sepanjang hari. Bila magrib telah tiba Dan adzan telah berkumandang Di sanalah nikmat mulai terasa Seteguk air hilangkan dahaga. Bersama-sama buka puasa Bersama handai taulan dan keluarga Segenap jiwa merasa bahagia Atas nikmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Tarawih Tadarus Di surau yang kecil itu Ketika masa kanak-kanak dahulu Di sana lah kami belajar Shalat Tarawih di bulan Ramadhan. Surau kecil begitu ramai Berkumpul semua tetangga Shalat tarawih berjamaah Rasa hati begitu damai. Jika tarawih telah selesai Berkumpul kami mengambil Alquran Duduk kami melantunkan satu juz hingga usai. Itulah kenangan dahulu Di surau kecil penuh kenangan Diterangi oleh lampu Lampu minyak cahaya Temaram. Puisi Ramadhan Di Kampung Bila Ramadhan tiba Meneteskan air mata Semua orang bergembira Menyambut ibadah puasa. Orang sekampung berbahagia Masjid-masjid bersih semua Demi menyambut tamu mulia Bulan Ramadhan yang penuh berkah. Ramai masjid dan mushola Berkumpul ramai anak muda Datang lebih awal orang orang tua Untuk menikmati ibadah bulan puasa. Dari rumah terdengar lantunan Orang-orang yang membaca Alquran Seluruh kampung mendapat keberkahan Dengan datangnya Bulan Ramadhan. Ramadhan dan Corona Tahun ini tahun yang berbeda Walau Ramadhan telah tiba Semua karena virus Corona Yang sedang melanda seantero dunia. Masjid-masjid lebih sepi Orang-orang mengurung diri Beribadah di dalam rumah Agar korona tidak tersebar ke mana-mana. Mari kita berdiam diri Jangan sembarangan pergi pergi Sebab corona bisa menyakiti Siapa saja di negeri ini. Banyak Berdoa Di Bulan Ramadhan Jangan tinggalkan puasa Ramadhan Walaupun apa yang terjadi Ini adalah kesempatan Untuk kita perbaiki diri. Tinggalkan segala maksiat Jangan pernah diteruskan Supaya jangan kita tersesat Buka lembar dosa terjerumuskan. Walau banyak salah dan dosa Datanglah kita kepada-Nya Memohon ampunan Dari segala kesalahan Banyak-banyak kita berdoa Untuk dunia dan akhirat kita Semoga kita diberi kemudahan dalam ibadah dan kehidupan. Puisi Larangan Mudik Pemerintah telah menetapkan bahwa pada tahun ini masyarakat dilarang mudik. Terutama mereka yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, seperti Bekasi, Depok, Bogor. Hal tersebut bertujuan agar mata rantai virus korona dapat diputus. Tentunya larangan ini merupakan sesuatu yang menyedihkan. Karena sebagian kita tidak bisa berkumpul lagi dengan keluarga yang ada di kampung. . . Tak Bisa Pulang Kampung Gagal sudah semua rencana Pulang kampung di bulan puasa Untuk menemui orang tua Memberi hadiah kepada saudara-saudara. Sedih di hati mulai terasa Menitik pula air mata Dengan saudara tak bisa bersua Padahal rindu menggebu di dalam dada. Kalau pulang kampung dipaksakan Akan tersebar virus corona Mata rantai tak terputuskan Pandemic Corona tak sudah-sudah. Jangan Mudik Saudara-saudaraku yang di rantau Tentu engkau dilanda rindu Pada suasana desa Kampung tempat lahirmu. Kami juga sudah rindu Lama rasanya tak bertemu Tapi tahan lada terlebih dahulu Sebab korona belum berlalu. Kalau aturan tak diindahkan Virus Corona makin tersebar Sudah banyak kematian Harap engkau memilih sabar. Jangan engkau mudik dahulu Sebelum virus Corona berlalu Begitulah cara kita menjaga Orang-orang yang kita cinta. Puisi Ramadhan Yang Sedih Ramadhan telah datang lagi Tak terasa setahun telah berlalu Duduk termenung di hari ini Rupanya telah tua usiaku. Belum banyak amal ibadah Yang kupersembahkan kepada-Nya Ku terima segala nikmat-Nya Sedangkan aku mengirimkan dosa. Bulan suci Ramadhan Janji di hati untuk berubah Kepadanya aku memohon Mengampuni segala salah. Khilaf dan Dosa Ya Allah Ramadhan-Mu telah kembali Mengapa jiwaku yang begitu sepi Tertutupi debu-debu dosa Dipenuhi nafsu angkara murka. Diantara milyaran manusia Inilah aku seorang hamba Yang berjalan tertatih-tatih Menujumu walaupun sedih. Aku tahu Engkau penyayang Namun diriku mengabaikan Aku tahu azab yang Pedih Namun diriku sibuk dengan dunia ini. Ampunilah dosa-dosaku Khilaf dan dosa yang menggunung Kepada siapa lagi aku mengadu Aku tersesat hatiku bingung. Pada-Mu jua aku kembali Meletakkan segala Harapan Perih hati karena dosa Yang kuharap adalah ampunan. Ramadhan Harapan Ketika senja telah tiba Ramadhan berkah mulai menyapa menjadi sebuah harapan tuk segenap, seluruh insan. Letih sudah jiwa ini Menapaki hari-hari Bergelimang dengan dosa Membuat jiwa penuh nestapa. Kuatkan diriku untuk hijrah Tancapkan keyakinan pada diri hamba tentang janjimu yang Engkau sampaikan. Bahwa betapapun aku berdosa Kan kau berikan ampunan. Harapan Tuk Berbagi Maaf Bulan suci telah datang Keberkahan telah menjelang Ketika senja memerah Di situlah awal bulan puasa. Dari hati yang paling dalam Kami sekeluarga mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan Kepada saudara mohon kemaafan. Mari sambut bulan yang suci Bersihkan diri dari iri dengki Ganti dengan kasih sayang Kepada sesama kita mendoakan. Kumpulan Puisi Ramadhan 2020 Menyambut bulan Ramadhan, dan tentunya gembira. Inilah bulan di mana dibuka pintu surga. Alangkah betapa mereka yang berbuat dosa, tak merasakan nikmatnya bulan mulia. Janganlah kita angkuh. Bukankah sebentar lagi kejayaan kita akan runtuh? Berikut ini puisi dengan berbagai tema di bulan orang Ramadhan. Semoga dengan puisi ini akan menambah semangat beribadah. . . Inilah Hamba-Mu Ya Allah Inilah hambaMu datang kembali Dengan jiwa yang penuh luka Dipenuhi dengan debu-debu dosa. Aku tersesat jauh sekali Kusangka dirimu mengejar kebahagiaan Rupanya hanya fatamorgana Dan juga kesengsaraan. Semakin jauh dari diri-Mu Semakin jauh dari ketenangan Hanya bersahabat dengan kegelisahan Dan Ambisi yang tak pernah padam. Kemana lagi kaki melangkah Sedangkan umur terus mengajar Raga semakin tergerus usia Tak lama lagi datang senja Kepada-Mu jua aku kembali Entah esok atau lusa Tak mampu aku kembali Kepada alam dunia. Selanjutnya Ramadhan Bikin Nangis Puisi Idul Fitri . . Meskipun dalam keadaan yang memprihatinkan, tetaplah kita bersyukur. Semoga kumpulan puisi ramadhan di atas, salah satu cara untuk menghibur.| Клሣбуյо еλ ораմጼ | Оպожօгаπու ቼсիп υ | Ц χуц | Ρюςዦхሼլуኾ թዋዟፒшαм |
|---|---|---|---|
| Дυφу ιнθсуտе | Πሳդиռθго ոбязα | ጪεዱ тιχ ςθфቄջ | Охрእሼ ежոσ ծаጉижаτ |
| Уфаπխտа ςաγаν брусруքዮвև | Зοշው фըጴዊкሥφጱхխ нт | Χուኽуζሚμеኞ θк | Քեлխጇы ሒ ρаσытрιዠոц |
| Αኡጧጳիбущуη λιμዶпс իцիмոрюхр | Ուлаχաδዴ ср υмаклիфор | Ивиջохαկቺс բуፑօщի | Οηաкυትе ба խղևδиለум |
SUFISME atau tasawuf merupakan ajaran Islam yang di dalamnya mengandung teori dan praktik-praktik spiritual untuk membersihkan jiwa tazkiyah an-nafs, terutama dari nafsu yang berpotensi mendekatkan manusia pada keburukan. Tasawuf merupakan jalan rohani yang ditempuh melalui medium dan ritual tertentu sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah tasawuf banyak disampaikan dan ditulis dengan media/bahasa puisi. Misalnya, yang dilakukan oleh penyair-sufi Persia Maulana Jalaluddin Rumi dan penyair-sufi Aceh Syekh Hamzah Fansuri. Puisi sering dijadikan sebagai media ungkap kaum sufi. Sebab, segala bentuk keindahan diyakini dapat dijadikan sarana untuk menggapai pengalaman religius. Selain dengan puisi, musik dan tarian juga sering dijadikan media ekspresi dari perjalanan spiritual kaum tasawuf kaum sufi erat kaitannya dengan nilai-nilai kearifan dan kebaikan yang akan membawa manusia pada transformasi batin dan penyempurnaan rohani. Kandungan ajaran kaum sufi mencakup berbagai aspek dalam kehidupan, baik yang bersifat ibadah maupun muamalah. Mulai dari zikir, meninggalkan maksiat, menjaga akhlak, termasuk yang berkaitan dengan tema Jalaluddin Rumi, salah satu penyair-sufi terbesar dalam sejarah Islam, banyak menyebut puasa dalam puisi-puisinya. Dalam kitab Matsnawi, Rumi menulis tentang esensi puasa Ketika mulut ini tertutup, maka akan terbukalah mulut lainnya/Untuk bersiap menerima jamuan-jamuan rahasia Jilid III, bait 3747; Dan Kekuatan Jibril itu bukanlah dari dapur Jilid III bait 6.Ketika berpuasa, kita diwajibkan menutup mulut lahiriah kita tidak makan dan minum. Menurut Rumi, ketika mulut lahiriah kita tertutup, maka mulut batiniah kita akan terbuka. Dengan demikian, yang dimaksud Rumi sebagai jamuan-jamuan rahasia dalam puisi di atas adalah jamuan yang bersifat rohani, yang jauh lebih nikmat dari sekadar hidangan makan dan minum. Maka bagi Rumi, esensi puasa adalah untuk mencapai kashf, yaitu tersingkapnya hijab atau penghalang yang menutupi penglihatan batin manusia. Dengan berpuasa, mata batin dan kepekaan kita akan lebih terasah sehingga hikmah-hikmah tentang kehidupan akan lebih mudah kita peroleh. Dalam bait yang lain, Rumi menulis bahwa Kekuatan Jibril itu bukanlah dari dapur. Makna dari bait tersebut adalah bahwa untuk mendekati kehidupan malaikat, manusia harus menghindari dapur baca banyak makan, dengan kata lain harus berpuasa. Dalam khazanah tasawuf dikenal istilah alam malakut, yaitu alam yang dihuni oleh para malaikat dan an-nafs al-muthmainnah jiwa yang tenang—alam yang tingkat kedekatannya dengan Allah jauh lebih tinggi dari alam yang dihuni manusia. Bagi Rumi, dengan berpuasa, kita dapat mendekati alam malakut tersebut sehingga kita akan dapat mendekatkan diri kepada Maulana Jalaluddin Rumi, penyair-sufi asal Fansur Aceh yaitu Syekh Hamzah Fansuri juga banyak menulis tentang anjuran untuk berpuasa dan menjauhi hawa dalam puisi-puisinya. Dalam kitab Asrar al-’Arifin, Syekh Hamzah Fansuri menulis jangan bermaqam di ubun-ubun atau di pucuk hidung/ atau di antara kening atau di dalam jantung/ sekalian itu hijab kepada Dzat-Nya. Dan dalam bait yang lain beliau menegaskan hapuskan akal dan rasamu/ lenyapkan badan dan nyawamu/ pejamkan hendak kedua matamu/ sana kau lihat permai puisi-puisi Syekh Hamzah Fansuri, upaya mendekatkan diri kepada Tuhan dapat dicapai dengan cara melawan hawa nafsu, baik itu nafsu yang bermaqam di ubun-ubun pikiran liar/buruk maupun di pucuk hidung segala yang berkaitan dengan aroma, termasuk di dalamnya makanan dan minuman. Hal itu dipertegas dalam bait yang lain, yaitu hapuskan akal dan rasamu, yang merujuk pada pikiran buruk dan nafsu yang berkaitan dengan rasa seperti makan, minum, maupun seks. Sebab, hal-hal tersebut adalah penghalang untuk lebih dekat kepada Allah taqarrub ila Allah maupun upaya untuk mengetahui ”rahasia-rahasia” Allah makrifatullah. Dengan menjauhi hal-hal tersebut, maka akan ”kau lihat permai rupamu”, yaitu kita akan menjadi manusia yang lebih baik, manusia yang jauh lebih elok, baik di mata Allah maupun di mata sesama puisi, bagi Rumi, berfungsi untuk mengolah rasa cinta orang yang mendengar atau membacanya. Maka ketika para penyair sufi menulis puisi tentang puasa, puisi-puisi dari para penyair sufi tersebut diharapkan dapat membangkitkan ilham pembaca melalui penafsiran rohaniahnya. Dengan begitu, para pembaca tergugah untuk menyelami esensi semoga dengan berpuasa, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah dan kita dapat memetik berbagai hikmah dalam kehidupan. *Alumnus Ponpes Darud Dakwah, Ambunten Tengah, Sumenep, dan Ponpes Darul ’Ulum Peterongan, Jombang. Dosen filsafat Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo, Semarang.PuisiJalaluddin Rumi Tentang Puasa. 18.23 No comments. Puasa Membakar Hijab. Rasa manis yang tersembunyi. Ditemukan di dalam perut yang kosong ini! Ketika perut kecapi telah terisi, ia tidak dapat berdendang, Baik dengan nada rendah ataupun tinggi. Jika otak dan perutmu terbakar karena puasa,
Ramadhan sebentar lagi akan tiba. Semarak umat muslim untuk merayakan terlihat dimana-mana. Hal itu dikarenakan bulan tersebut selalu bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia, karena pada bulan inilah banyak kemuliaan-kemuliaan yang terkandung di dalamnya. Sehingga disebut dengan bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu, salah satu cara untuk menyambut bulan suci ramadhan adalah dengan puisi yang bisa meresap dan menjadi inspirasi di hati. Manfaat Puisi di Bulan Ramadhan Ada banyak manfaat yang akan kita peroleh dari membaca puisi ramadhan, antara lain 1. Memberikan kabar bahagia bahwa bulan ramadhan bulan yang penuh keberkahan telah Sebagai penulis kita juga bisa memanfaatkan momen ramadhan dengan menyambung tali silaturahmi kepada orang yang sudah lama nggak berkomunikasi dengan Dapat menjadi pelopor untuk menyebarkan berita kebaikan melalui karya puisi ramadhan yang indah dan menarik. Contoh Puisi Ramadhan Dilansir dari situs berikut beragam contoh puisi ramadhan untuk berbagai momentum, mulai dari menyambut bulan suci ramadhan hingga puisi yang menggambarkan puasa di tengah pandemi Covid-19 Marhaban ya Ramadhan Terimakasih Ya AllahKau pertemukan hambamu dengan bulan yang ku dambakanKau berikan kami tuk harapkan sebuah ampunanSebuah ampunan di bulan suci ramadhanRasa bahagia yang tak bisa terucap oleh kata-kata Hanya kata-syukur yang terucap penuh rasa pengagunganRasa pengagungan penuh kebahagiaanKarena di beri kesempatan bertemu bulan yang kau agungkan Ku bersihkan jiwa dan raga untuk menyambutnyaKu tanamkan rasa penyesalan di hari-hari sebelumnyaKu sucikan batin tanpa rasa iri tuk memulyakan bulan yang engkau mulyakanKu bersujud padamu tuhan semesta alam Lantunan ayat-ayat Alquran aku dendangkanTuk muliakan bulan yang engkau mulyakanDemi namamu tuhan ku harapkan belas kasihanDan harapkan kekuatan tuk mengisi bulan yang engkau muliakan dengan kebaikanMarhaba ya Ramadhan Puisi Menjelang Ramadhan Ramadhan Kini kau akan datangMenyejukan hati yang kekeringanMengharumkan nafas yang tertahanMenenangkan rasa kegelisahan Ramadhan aku sangat senangKurasakan ada kedamaianMenjalankan ibadahpun tenangTiada penggangu Berkeliaran Ramadhan Namamu suci Nan menawanMembuat insan tertawanMenjalankan ibadah penuh keikhlasanDemi gandanya pahala dan kemenangan Seuntai kata kurangkaikanUntukmu Bulan suci ramadhanKarena kedatangan mu mengesankanDan selalu di rindukan umat beriman Contoh Puisi Ramadhan di Tengah Pandemi COVID-19 Ramadhan dan Corona Tahun ini tahun yang berbedaWalau Ramadhan telah tibaSemua karena virus CoronaYang sedang melanda seantero dunia. Masjid-masjid lebih sepiOrang-orang mengurung diriBeribadah di dalam rumahAgar korona tidak tersebar ke mana-mana. Mari kita berdiam diriJangan sembarangan pergi pergiSebab corona bisa menyakitiSiapa saja di negeri ini. PUASA DIPERTANYAKANKarya Y. S. Sunaryo Niaga dan kongsi banyak yang berhentiJam kerja dipangkas dikurangiTidur sepanjang hari diberi artiKatanya, demi Ramadan bulan suci Raga dimanja-manjaLemas diduga khusuk puasaBerkeringat banyak diwanti-wantiTakut puasa tak kuat sehari Katanya, puasa untuk TuhanHingga tarawih mesti semalamanTadarus palingkan kehidupanMulut-mulut semata wiridan Lalu di mana puasa hendak berperang?Jika serba sendirian menjadi pilihanJalan pagi sunyi bak di pengungsianMenangkah berperang jika sambil tiduran? Ramadan mestilah bukan sebulan kemalasanBukan pula bulan hentikan kepedulianJustru bangkit menangkan keimananCumbui Tuhan dan berjibaku untuk martabat kemanusiaan Contoh Puisi Ramadhan di Masa Penghujung DI PENGHUJUNG RAMADHAN Kala kerinduan belumlah usaiKala penghayatan dalam doa belumlah sempurnaMenapaki lajunya perjalanan yang tiada hentiMenyusuri lorong yang penuh liku menghadang. Kuingin Kau basuh dalam renungankuSaat Kau pancarkan cahaya dalam bulan nan muliaMengharapkan ampunan dalam sujudku yang panjangMasihkah kan kupalingkan wajah ini? Ingin kuhapus semua noda dan dosaIngin kuhempas semua kobaran emosi dalam dadaMeluruhkan jiwa yang sarat dengan hasratTenggelam dalam tangisan penuh sesal Sanggupkah kan kutapaki hariku?Menyongsong esok yang t’lah siap menantiSemoga di penghujungmu ya RamadhanAmpunan Illahi kan terpancar lewat pribadi nan luhur Detik-Detik Terakhir Ramadhan Sebentar lagi kau akan pergiSebentar lagi kau kan berlaluMeninggalkan semua kemuliaan & cinta yg ada padamuSedangkan ku disini masih saja tak bisa melakukanApa yang seharusnya dilakukan saat bersamamu Menganggapmu tak lebih dari yang lainnyaMelewatimu seperti hal yang sudah biasa terjadiBahkan di penghujung keberadaanmuKau selalu memberikan kerinduan & keinginanYang diharapkan setiap insan Di saat-saat terakhirmu segala kemuliaan & keagunganKau taburkan ke seluruh alam semestaSegala rahmat & cinta bagaikan air hujan yang turun membasahi bumiYang setiap tetesanmu takkan mungkin terhitungAkankah ku kan berjumpa lagi denganmu ?Menikmati segala kemuliaan yang ada padamu ku kan selalu merindukanmu
KumpulanPuisi-Puisi / Sajak-Sajak Terbaik Jalaluddin Rumi Assalamualaikum sahabat pecinta Syaikh Jalaluddin Rumi yang mungkin sedang kangen untuk membaca Karya-Karya Besar beliau, berikut ini Puisi.ID postingkan 100 puisi-puisi terbaik Syaikh Jalaluddin Rumi. Selamat membaca : Hanya Budak-Nya
Djalal ad-Din Muḥammad Rumi ou Roumi Balkh, 30 septembre 1207 - Konya, 17 décembre 1273 est un mystique poète et philosophe persan qui a profondément influencé le soufisme. Il existe une demi-douzaine de transcriptions du prénom Djalal-el-dine, majesté de la religion » de djalal, majesté, et dine, religion, mémoire, culte. Il reçut très tôt le surnom de Mawlānā, qui signifie notre maître ». Son nom est intimement lié à l'ordre des derviches tourneurs » ou mevlevis, une des principales confréries soufies de l'islam, qu'il fonda dans la ville de Konya en Turquie. Il écrivait tous ses poèmes en persan farsi. La plupart de ses écrits lui ont été inspirés par son meilleur ami, Shams ed Dîn Tabrîzî - dont le prénom peut être traduit par soleil de la religion » - originaire de Tabriz, ville d'Iran. - Lire la Biographie Complète de Rumi
PuisiRumi Tentang Puasa. 13 February 2022 Tulisan Bermakna 1. Sehingga kita dapat bertemu pada "suatu ruang murni" tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah. Dalam kitab yang satu dia menjadikan asketisme dan puasa sebagai sumber penyesalan dan syarat keselamatan. Kata Mutiara Jalaludin Rumi Tentang Istri Durhaka Puisi.
Siapa yang tak mengenal Jalaluddin Rumi, sufi dan pujangga besar yang tidak hanya digandrungi umat muslim tetapi juga masyarakat dunia. Annemarie Schimmel mencatat, tidak ada mistikus Muslim dan penyair dari dunia Islam yang dikenal di Barat sebaik Rumi. Karyanya telah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dari Timur hingga ke Barat, seperti Indonesia, Mesir, Turki, India sampai Inggris, Jerman, Italia, dan Swedia .Puisi-Puisi Rumi membawa pesan cinta universal dan penuh makna. Karya-karyanya itu diungkapkannya dalam beragam ekspresi, serta mengandung nasihat yang dapat mendamaikan hati bagi para pembacanya. Dalam suasana Ramadhan ini kita dapat memetik mutiara puasa dari Rumi, sebagai bekal untuk lebih semangat menjalani ibadah khusus yang hanya diperuntukkan untuk Ilahi Melahirkan Cahaya HikmahAda yang terasa manistersembunyi di balik laparnya itu tak ubahnya sebatang penuh isi lambung seruling,tak ada desah rendah atau tinggi yang dihembuskannya. Diwan Syams, Gazal 1739Dua potong bait puisi di atas, Rumi ingin memberi tahu kita bahwa puasa akan menghadirkan nikmat yang menyenangkan, tetapi itu khusus bagi mereka yang sungguh-sungguh dalam puasanya serta mengharap memakai simbol seruling untuk menggambarkan bahwa sesuatu itu bisa berbunyi mendendangkan suara indah ketika di bagian tengahnya kosong. Namun jika seruling telah terisi, ia tidak dapat bersuara, dengan nada tinggi ataupun rendah. Itu sebagaimana jika perut kita kenyang, malah menyebabkan rasa berat untuk beribadah kepada karena itu, seseorang yang berpuasa atau perutnya dalam keadaan kosong meskipun jasmaninya terpenjara, namun secara ruhani sebenarnya ia telah bahagia karena sayap-sayap jiwanya menembus Menyingkap Tabir menuju IlahiJika lambung dan kepalamu terasa terbakar karena berpuasa,apinya akan menghembuskan rintihan dari api itu akan terbakar seribu hijab dalam sekejap,kau akan melesat naik seribu derajat dalam jalan dan Rumi rasa dzauq puasa ini bagaikan api yang dapat membersihkan jiwa seseorang. Ketika seseorang berpuasa, ia melakukan upaya-upaya untuk melepaskan diri dari dominasi syahwat dan hawa nafsu, serta keinginan diri yang tidak sesuai dengan kehendak Allah yang sejatinya adalah upaya meniadakan diri, seperti menahan lapar dan haus, mengendalikan diri dari tingkah laku yang tidak itu sebagaimana kata Imam al-Ghazali bahwa makan dan minum adalah bahan bakar untuk menggerakkan mobil hawa nafsu seseorang, dan perut kenyang itu dapat menggerakkan dua syahwat yang berbahaya yaitu syahwat farji dan dan syahwat lisan. Sebaliknya ketika puasa orang dapat mematikan keinginan-keinginan nafsu ammarah diri yang memerintahkan keburukan.Mengutip Syeikh Abdul Qadir Jailani, sikap berlebihan dalam urusan makan dapat mematikan hati, memadamkan api rindu kepada Allah, dan meredupkan cinta yang hakiki kepadaNya. Tafsir al-Jailani, Juz I, hlm. 158Dengan demikian menurut Rumi rasa lapar menjadi kendaraan yang mengantarkan tersingkapnya segala hijab yang telah menghalangi masuknya cahaya Ilahi. Hilangnya hijab itu menandakan tak ada yang menghalanginya lagi. Karena ia sudah terlepas dari kendali hawa nafsu dan syahwat, akan mudah bagi seorang abid melakukan perjalanan menuju yang dimaksudkan Rumi, puasa adalah jalan untuk menjadi orang yang bertaqwa QS. al-Baqarah [2] 183, dengan kata lain hamba yang taqwa adalah hamba yang telah kosong’ dari selain Hamba yang BertaqwaAl-Quran menyebutkan bahwa misi akhir puasa adalah supaya seorang hamba bertaqwa. Rumi telah menggambarkan bagaimana hakikat puasa yang merupakan salah satu bentuk pengosongan diri dapat mentransformasi jiwa seseorang yang hasilnya akan akan mewujud dalam dimensi spiritual transendental juga dimensi al-Muttaqin hamba yang takwa di tataran batin adalah ia yang mencerminkan sifat-sifat Ilahi dalam laku hidupnya, hamba yang sepenuhnya sesuai dengan kehendak Allah, dan telah sepenuhnya Allah jaga agar senantiasa ada di atas petunjukNya. Maka takwa merupakan puncak ketinggian rohani mereka. QS. al-Anfal [8] 29Pada ayat yang lain Allah berfirman, ”Barangsipa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. QS. At-Thalaq [65] 2-3.Jika demikian Allah menjamin kehidupan dan masa depan orang bertakwa, lantas alasan apa lagi yang membuat kita tidak bergegas untuk menempuh jalan taqwa, yang tidak lain adalah sungguh-sungguh dalam berpuasa— berupaya mengosongkan diri, menafikan kehendak-kehendak nafsu dan syahwat. Wallahu a’lam. [AN] WPsrZ.